Kondisi dan karakteristik wilayah Kabupaten Maluku Tenggara, yang terdiri dari pulau-pulau kecil, dengan banyak selat dan teluk, serta garis pantai yang panjang, menjadikan daerah ini sebagai daerah yang sangat potensial dibidang bahari, pesisir, kelautan dan perikanan. Menurut para ahli, sedikitnya ada 11 sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan pada daerah kepulauan seperti ini, yaitu : perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, pertambangan dan energi, pariwisata bahari, pertanian dan kehutanan, perhubungan laut, sumberdaya pulau-pulau kecil, industri dan jasa maritim, serta Sumber Daya Alam non-konvensional.
Dalam mengelola potensi sumber daya kepualauan secara berkelanjutan untuk tujuan investasi, prinsip dasar yang dipegang teguh pemerintah daerah adalah bahwa :
- Pulau yang memiliki keindahan alam, terumbu karang, pesisir, ombak, dan keindahan pantai diperuntukkan bagi pengembangan usaha-usaha kepariwisataan.- Pulau yang memiliki kualitas perairan yang baik dan terlindung dari ombak diperuntukan untuk pengembangan usaha budidaya;- Pulau yang tidak berpenghuni dan memiliki potensi pakan alami (rumput dan daun-daunan) yang besar diperuntukkan untuk peternakan; dan- Pulau yang memiliki kandungan tanah yang subur diarahkan untuk pengembangan usaha pertanian dan perkebunan.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan seperti itulah maka Potensi Investasi Kabupaten Maluku Tenggara yang Kami tawarkan pada kesempatan ini adalah, investasi dibidang Perikanan budi daya, Perikanan tangkap, Industri pengolahan perikanan, Kepariwisataan, Resort dan Restoran, Perhubungan, Pertanian/perkebunan/peternakan, Pertambangan, dan Air Bersih.
Untuk perikanan budi daya, luas lahan potensial yang tersedia adalah sebesar ± 13.085,61 Ha. Dari luasan tersebut, yang sudah dimanfaatkan untuk kegiatan budi daya baru sebesar 3.758,5 Ha terdiri dari : Lahan budi daya mutiara 1.442 Ha; Lahan budi daya Rumput Laut 2.315, Ha; dan lahan Keramba Jaring Apung dan Keramba Tancap 1,5 Ha. Ini berarti potensi lahan untuk pengembangan budidaya perikanan masih sebesar 9.327,11 Ha atau sekitar 71,27 persen.
Saat ini pengembangan Usaha budi daya Rumput Laut di Kabupaten Maluku Tenggara menggunakan metode long line apung, yang telah dimulai sejak tahun 2006, dan terus mengalami peningkatan jumlah produksi dari tahun ke tahun. Produksi rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara mampu mencapai angka 273,75 Ton Kering per-bulan. Produksi tersebut baru berasal dari ± 800 Ha lahan efektif yang dikelola sepanjang tahun, atau hanya sekitar 12 persen dari luas lahan yang tersedia, yang berarti masih tersedia peluang pengembangan budi daya rumput laut yang sangat besar.
Budi daya mutiara saat ini telah dikembangkan oleh beberapa investor lokal, namun peluang pengembangan selanjutnya masih tetap terbuka, mengingat luas lahan potensial masih tersisa sekitar 51 persen. Sedangkan potensi dan peluang pengembangan budi daya ikan dan non ikan lainnya juga masih sangat terbuka luas, mengingat baru sekitar 0,18 persen lahan yang baru dimanfaatkan.
Pengembangan Perikanan Tangkap juga masih mempunyai peluang yang besar, karena Kabupaten Maluku Tenggara diapit oleh 2 (dua) wilayah pengelolaan perikanan yang penting dan strtategis, yang memungkinkan daerah ini menjadi salah satu lumbung perikanan di Indonesia karena memiliki potensi lestari sebesar 1.040.500 ton per-tahun. Kedua wilayah pengelolaan perikanan tersebut adalah Laut Banda dengan potensi sebesar 248.400 ton/tahun, dan Laut Arafura dengan potensi sebesar 793.600 ton/tahun. Potensi ini terdiri dari berbagai jenis ikan seperti pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan lain-lain. Hasil produksi perikanan dari kedua wilayah tersebut pada tahun 2008 baru mencapai 89.141,10 ton atau baru sekitar 11 persen. Ini mengisyaratkan bahwa pengembangan penangkapan ikan masih mempunyai peluang yang sangat besar yaitu sekitar 89 persen.
Dengan potensi perikanan yang demikian, maka prospek untuk Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan di Kabupaten Maluku Tenggara sangat dimungkinkan. Industri pengolahan perikanan yang dapat dikembangkan antara lain, Industri Pengolahan Rumput Laut menjadi Keragenan atau Tepung dan atau aneka produk ikutan lainnya. Rencana pengembangan industri pengolahan rumput laut ini telah mendapat dukungan pemerintah. Kementerian Perindustrian menetapkan Kompetensi Inti Industri Kabupaten Maluku Tenggara adalah Rumput laut, sementara dalam perencanaan jangka menengah provinsi Maluku, Kabupaten Maluku Tenggara ditetapkan sebagai pusat industri rumput laut. Industri pengolahan perikanan lain yang dapat dikembangkan juga adalah industri ikan beku dan ikan kaleng; Industri tepung ikan dan surimi; serta Industri Pengolahan kulit/limbah kerang-kerangan untuk produk souvenir, obat-obatan, kosmetik dan lain-lain.
Kabupaten Maluku Tenggara selain memiliki kekayaan dan keindahan alam, juga keanekaragaman budaya sebagai potensi utama dalam pembangunan kapariwisataan. Potensi wisata alam yang dimiliki terutama keindahan pantai dan pesisir serta pulau-pulau kecil seperti kawasan pantai Ngurbloat, Pantai Ohoililir, Pantai Ohoidertaun, Pantai Ohidisuk, dan lain‐lain. Sedangkan potensi wisata budaya yang dimiliki adalah seperti Desa Adat dan Desa Budaya yang tatanan kehidupan masyarakatnya masih asli dan belum banyak mengalami perubahan. Ada juga situs sejarah, cagar budaya seperti tulisan/gambar kuno, serta upacara dan nyanyian serta tarian‐tarian adat dan lain‐lain. Wisata minat khusus, yang dapat dikembangkan di Kabupaten Maluku Tenggara adalah seperti diving dan snorkling, karena daerah ini juga memiliki beberapa spot trumbu karang dan coral garden di pesisir Ohoi (Desa) Weduar Feer Kecamatan Kai Besar Selatan yang dapat dikembangkan untuk tujuan wisata.
Perkembangan sektor pariwisata dimasa depan dipastikan akan semakin tumbuh pesat sejalan dengan semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kapasitas infrastruktur perhubungan di Kabupaten Maluku Tenggara. Saat ini pemerintah melalui Departemen Perhubungan sementara merampungkan pembangunan Bandar Udara baru yang dapat didarati pesawat berbadan lebar. Kondisi ini akan ditunjang dengan kemungkinan terbukanya alternatif jalur penerbangan Merauke – Timika – Langgur ke Ambon/Makasar atau ke Kupang/Denpasar.
Maluku Tenggara juga memiliki ± 45 pulau-pulau kecil yang memiliki keindahan alam terumbu karang, pantai, ombak, dan laut yang jernih yang cocok diperuntukkan bagi pengembangan hotel dan resort untuk menunjang peningkatan industri pariwisata. Sementara sarana pendukung pariwisata yang telah ada yaitu hotel berbintang tiga, hotel non bintang, penginapan, restoran, rumah makan, dan biro/agen perjalanan, namun belum sepenuhnya dapat menunjang pengembangan industri pariwisata daerah.
Selain peluang-peluang investasi tersebut tadi, Kabupaten Maluku Tenggara juga sangat berpeluang untuk pengembangan potensi ekonomi dari industri dan jasa maritim pulau-pulau kecil lainnya seperti dibidang perhubungan, galangan kapal, pabrik peralatan dan mesin kapal, dan pabrik peralatan perikanan, serta pengembangan pengalolaan Sumber Daya Alam non-konvensional yang sangat besar, termasuk potensi gas dan minyak bumi lepas pantai yang berada di perairan Kabupaten Maluku Tenggara.
Untuk menunjang dan menjemput masuknya investasi, Pemerintah Daerah saat ini tengah melakukan persiapan-persiapan terutama untuk pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan antara lain seperti :
- Pembangunan dan Peningkatan kapasitas Jalan dan Jembatan untuk menghubungkan seluruh desa, dan Pembangunan Jalan-jalan strategis baru untuk menunjang pertumbuhan ekonomi daerah.
- Pembangunan dan Pengembangan Pelabuhan Konteiner dan Pelabuhan Perikanan.
- Pembangunan Bandar Udara Baru untuk pesawat berbadan lebar yang ditargetkan tahun 2011 sudah beroperasi.
- Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik PLTU 6 Mega Watt.
- Pengembangan Jaringan/Sarana Air Bersih.
- Pembangunan dan Pengembangan Jaringan Telepon Seluler di Seluruh Kecamatan.
- Pembangunan dan Pengembangan Pelabuhan atau Dermaga Penyeberangan.
Selain itu, Pemerintah Daerah juga mempersiapkan paket stimulus kepada investor yang bersedia datang dan menanamkan modalnya di daerah kami, antara lain adalah :
- Kemudahan dalam Perijinan dan dilaksanakan secara satu pintu;
- Keringanan pembayaran Pajak dan Retribusi selama satu tahun pertama;
- Fasilitasi pembebasan lahan hak adat milik masyarakat jika diminta; dan
- Pemerintah Daerah harus tetap konsisten pada program prioritas yang focus dalam perencanaan pembangunan, untuk mendorong peningkatan peluang investasi daerah.
Dalam hubungan dengan peningkatan investasi di daerah, maka ada beberapa harapan yang kiranya patut menjadi perhatian kita bersama, yaitu Investasi yang dikembangkan hendaknya bersifat ramah secara sosial dan ekologis, sehingga gagasan pemberdayaan ekonomi lokal sebagai bentuk investasi kecil menjadi relevan. Setiap kerja sama pengelolaan pulau-pulau kecil antara masyarakat hukum adat dengan pihak ketiga, harus didasarkan pada kesepakatan yang saling menguntungkan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya, sehingga masyarakat adat tidak termarginalisasi, tetapi meingkat tingkat kesejahteraannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar